Ooohh iya gue lupa ngasih tau kalian kalau, meskipun rupa dan bentuk wajah gue abstrak kayak gini ternyata gini" gue bisa kepilih jadi OSIS apalagi jadi Wakil Ketua OSIS pada tahun pertama gue jadi anak SMP. Ya emang sih wajah gue ini gak mendukung dan gak setara dengan cowok" keren di sekolah gue.Aduh deekkk... cowok" di sekolah gue itu keren-keren ada yang makek getsbey (minyak ikan) *minyak rambut deh* sebotol *lu kira cukrik* terus dibuat kayak rambut ala" anak alay ada yang jeprak ke atas kayak jambul ayam, ada yang diarahin kebawah kayak andhika kangen bend ada yang diarahin ke kanan, kiri,atas,bawah kayak anak maho dan lebih cocok kayak dragonbal.
Hari itu adalah hari
kedua kalinya kami para OSIS mengemban tugas untuk mengawasi dan menjaga
jalannya kegiatan MOPDB/ MOS pada awalnya terasa seperti biasa dan baik baik
saja sampai akhirnya negara api menyerang (eh kok malah kesana) semua berjalan
biasa pagi hari kami kumpul dahulu dan kami harus koordinasi setelah koordinasi
kami pun bersiap siap untuk masuk ke kelas kelas yang sudah ditetapkan
sebelumnya untuk kami jaga. Gue pun mendapat giliran untuk jaga di kelas 72
kelas di mana hari ini gue bisa tertawa dengan puas dan lega ditemani oleh temen-
temen OSIS yang lain yaitu Ivana yang merupakan kakak kelas gue, Ivane temen
sekelas gue tahun lalu dan tahun ini sampe enek gua, ada Enrico yang menurut
gua terlalu feminim meskipun dia laki laki dan temen gue (jangan jangan gue
juga), Lovena kakak kelas gue juga yang sebenernya gj terlalu deket sama gue tp
gue tetep SKSD, Angela Caroline tuh anak mantan pacar temen gue yang (suka sama
berondong), terus ada yang namanya Karina nah si Karin ini deket banget sama
gue jadi gue sama dia panggilannya meme sama koko hahahahaha..... gue lupa men
gue lanjutin besok nama- namanya
Pertama-tama yang kami
lakukan adalah Nyanyi puji” an dan lagu yang kita pilih waktu itu adalah
“AIB” ALLAH ITU BAIK... Setelah nyanyi kami perkenalan di kelas itu
tapi sebelum kenalan gue udah tertarik sama salah satu anak cowok (bukan
berarti gue MAHO) maksudnya gue tertarik sama perilakunya. Kita perkenalan
pertama dimulai dari gue
“Kenalin nama saya Samuel
Bintang Robby Hasugian biasanya sering dipanggil Bintang dulu saya kelas 71 sekarang
sudah naik kelas 83 dan syukur-syukur saya bisa diajar sama Bu Yusnita Wali
Kelas Kalian, OK hobi saya main basket, nyanyi, makan, tidur, galaau,
menyendiri, alay, bantu mama bersih-bersih, dimarahi mama, main facebook,
kecuali belajar” kata gue dengan cepet
“Hahahaahhaha Lucu
pekk... Hhihihihi....” Semua anak kelas 72 ketawa bareng
“Wes-wes Bin yang nggenah
ta!” ,seru si Ivana pacar dari anak Basket
“OOOO ya sudah terima
kasih...” ,Akhir kata gue
“ Hahaahahaha.....” Tawa
semua anak
Nah setelah perkenalan
akhirnya kami pun harus menggiring “domba-domba” ini ke ke lapangan yang berada
di tengah sekolah gue. Disana kegiatan pertama hari kedua ini dimulai yaitu
senam yang dipimpin Pak Teguh kami pun para OSIS ikut serta dalam senam ini dan
kami pun yang merasa lebih capek dari mereka tetapi kami masih semangat
selanjutnya dilanjutkan oleh kegiatan Pelatihan Baris Berbaris. Kali ini OSIS
gak ikutan karna inilah mula dari segala bala bencana yang terjadi di dunia
PEROSIS’AN
Kami Semua 31 anak pun
masuk ke dalam kandang OSIS tenyata hari ini juga merupakan hari kedua kami mendapat
cibiran keras dari “adik” kelas yang menurut guru sekolah gua keritis dan
berani tapi menurut kami OSIS dia hanyalah seorang “teman” yang lebih muda satu
tahun dari kami tapi merasa seperti lebih tua dari kami. Coba kalian bayangin
hanyalah orang “pengecut” lah yang mau “nyindir” orang lain dengan tulis status
di SOMED.
Dan anak itu adalah adik
kelas men...... Sakitnya Tuh Dimana?? (kok malah tanya). Kita udah kayak gak ada
harga dirinya men.... kita kayak gak punya harga diri amat perasaan tahun ini
adalah satu-satunya di saat adik kelas minta tanda tangan dan gak boleh dikasih
tantangan alasannya “Nanti anak itu merasa tertekan dan dibeda-bedakan” . Ya
Jelas beda lah menurut gue kan dia baru masuk sedangkan kita udah pernah
ngerasain yang mereka rasain tapi mereka belum merasakan apa yang kami rasakan
ya kan?? ,Kami semakin di depan (iklan)
“Haduh Mis.. kon ngomong arek koyok ngunu Baik?? Kritis??
Berani??” , Teriak Trivena dengan logat medok khas surabaya
“Lho bentar, dari dulu
yang aku tahu belum ada anak baru yang berani ngeritik OSIS kayak yang dia
lakuin”, Menjawab perkataan Trivena dengan nada kebapakan dan kepemimpinannya
“Tapi Mis...... kalau pun
dee gak seneng sama kita dia bisa toh langsung bilang ke kita kalau kita salah,
kita kan jadinya gk bakalan jengkel kayak gini” , Sahut si Cantik Josela yang
waktu itu duduk di sebelah gajah duduk (Trivena)
Sementara yang Josela
lagi ngomong pendapatnya ke Trivena gue kan gak tau letak permasalahannya dan
siapa yang buat masalah gue tanya sama Trivena pake bahasa khas Surabaya’an
“Ven.. sopo seng ngilokno OSIS?? Arek kelas 7 piro?? Seng endi??”. Maklum lha
gue kan kemarin kagak buka facebook gimana gua bisa tau
“Halah engkok ae tak
kek’i eroh” Jawab Trivena dengan bahasa khas Surabaya pula
Lalu Misael sang ketua
OSIS dengan posisi santai nya berbicara “Ya wes lah gak usah ditanggepi dia kan
memang ada benernya juga Cuma salah cara nya tp kita pun harus terima keritikan
itu, kalau dia memang mau kritik kita harusnya dia bilangnya ke Bu Sri bukan di
status facebook”
“Mis.... gua gak setuju
masak dia bisa marah sama Bu Sri terus si Bu Sri Marahin kita lha kita marah ke
siapa Mis?? OSIS juga manusia jangan hanya menganggap bahwa kita “anjing” yang
selalu nurutin apa yang majikannya mau dan gak punya hati kita ini juga punya
salah Mis.. kita juga punya kekurangan jangan hanya merasa bahwa kita ini
selalu mendapat kasih sayang yang lebih dari Bu Sri, Padahal kan kita mendapat
kemarahan yang lebih dari Bu Sri” Sahut gue dengan tampang teges meskipun gak
teges sama sekali sambil berjalan menuju tengah ruangan tempat Misael sang
ketua OSIS duduk
“Coblos Bintang, Salam
Bintang Jari, Kalau Bukan Bintang Siapa Lagi, Dukung Bintang, Turunkan Misael
(ruangan menjadi seperti aksi kampanye untuk jadi capres)”, Seru semua anggota OSIS
sambil berteriak layaknya pasien RSJ yang baru kembali masuk RSJ.
“Yaelah pokoknya tolong
jangan di omongin sama anaknya biarkan ini jadi jeritan hati OSIS yang
terpendam” Jawab Misael dengan wajah tulus dan wajah kepemimpinannya
“Hahaahahahaha.....
Sssssttttt....” OSIS pun ketawa mendengar gaya Misael berbicara dan Gumam OSIS
atas keputusan Misael tersebut
“ Ya terus ini mau
ngomongin masalah foto buat ditempel di mading OSIS sapa yang belum??” Tanya
Misael
“Gue Mis....” Jawab gue
“Opo’o Bin kok blom
ngumpulno??” Tanya Misael
“Printer’e gak mau
nge-print fotonya Bintang Mis....” Teriak Jevan
“Ngawor’mu bukan gak mau mis..... menolak” Jawab Trivena
“heeeeee........... Bukan
karna itu aku belum nemu posisi yang pas buat foto seng bagus” Jawab gue
“Hahahahaha” OSIS ketawa semua
“Kamu nyari posisi sampe
tua yo gak onok bin muka’mu iku lho gk onok apik’e blass” Sindir Trivena
“Ven.... Sakitnya tuh
disini.....”Jawab gue dengan muka melas
“Hahaahaha..........Ojok
Ngguyu terus ta kesel aku ngguyu terus” Jawab Budi dan anak OSIS lainnya
Dengan cepat suasana yang
tadinya tegang dan emosional kini telah berubah kembali seperti biasa susana
yang amat indah dapat bersama sama tertawa serasa tak terjadi suasana emosional
seperti tadi.
Ya.... memang kami para
OSIS di SMP Petra 4 tahun 2013-2014
merupakan OSIS yang paling sabar, baik, cucok, melambai, rumpi (eh kok malah
jadi gittu) tapi ini bener mungkin selama sejarah OSIS yang ada di Petra 4 kami
merupakan yang paling sabar dan baik. Kurang baik apa lagi men..... sikap sabar
dan baik ini terjadi dalam segala kegiatan maupun keseharian contohnya :
Waktu itu di pag hari
saat MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru/ MOS)
“Bintang sama Budi nanti
tolong jadi pemipin barisan buat upacara ya...” Kata Pak Teguh sang guru
jasmani di sekolah gue
Ya.. Pak Teguh memang
adalah guru olahraga di sekolah gue dia pun selalu semangat dalam setiap hari
gue curiga kalo selama ini dia “nyandu” (ah.. kenapa malah kesana). Pantas gue
curiga di Umurnya yang sudah kepala-5 dia masih kuat kalau disuruh gaya lilin 1
jam. Pak Teguh dianggap guru yang paling semangat (gimana gak semangat dia kan
guru O.R). Namun Pak Teguh rupanya juga manusia bisa marah dan bisa senang
kalau lagi marah sama salah satu siswa itu “kereng” abis dengan matanya yang
melotot dibalik kacamatanya dengan badan tegak menggunkan suara dari diafragma
nya dia berkata “Tolong ya saya juga manusia, saya ini bisa marah dan saya TIDAK SUKA mengawali pertemuan dengan
tegang jadi tolong hargai saya di depan ini” ya begitulah sedikitnya tentang
Pak Teguh nanti kalau banyak banyak kan gak enak bisa diprotes gua
“Ooo... tapi kan Pak kami
belum latihan”, Gumam gue
“Ooo... iya nanti kalian
cari satu orang lagi ya buat jadi pemimpin barisan
lagi”, Kata Pak Teguh
seperti tak mendengarkan gumam’an gue
“Oiya.. pak” Seru gue
kepaksa
Akhirnya Gue, Budi,
Nando, dan Kalvin (Temen Gue Semua) kita ber-empat dengan terpaksa akhirnya
jadi pemimpin barisan pada pagi hari itu. Tanpa latihan akhirnya pun kami
ber-empat melaksanakannya dengan sebisa dan sesanggup kami (ya kalau salah
maafin deh pak) Hampir mungkin 30 menit kami ber-empat berdiri dan merasakan
capek, malu karna salah dan rasa ingin ketawa (ya kan pemimpin barisan harus
serius) berdiri dengan tegak di depan
stau sejajar dengan kepala sekolah jadi pasti gue dilihatin terus sama si bapak
Kepsek “MAMPUS GUA NIH NANTI GUE SETELAH INI ACARA GUA BAKAL DIAPAIN SAMA
KEPSEK??” ,Seru gue dalam hati hari itu pun gue berpikir keras pake otak gue
yang udah berkarat contohnya gue udah bayangin kalo pak Kepsek bakal ngajak gue
ke rumahnya trus sampe di rumah gue nganggur trus akhirnya gue pulang lagi naik
sepeda gue dan ternyata maksud pak Kepsek mau memberikan gue hukuman untuk
ngontel pulang dari rumahnya yang ada di Surabaya (absurd loe tang).
Tapi kami para OSIS hanya
dapat menghela nafas atas sikap yang telah dilakukan oleh para siswa baru tapi
ya gimana lagi kita hanya OSIS dan itu bahasa kerennya kalau bahasa aslinya
“Babu Sekolah” kita harus selalu membantu mereka para siswa yang gak pernah
menghargai kita dari kata-kata maupun perilakunya, menurut gue “Hanyalah
Pikiran dangkal yang mengeluarkan kata kata seperti seorang pecundang”
Bentar Break dulu gue mau
ngenalin orang-orang yang sempet gua sebut tadi:
Oiya tadi gue belum
ngenalin Bu Sri sama kalian. Bu Sri adalah satu-satunya guru yang menurut gue
paling Galak (Maaf Ya bu..) Beliau di sekolah gue ngajar pelajaran Fisika
bayangin bro/sis pelajarannya udah sulit
gurunya juga sulit (sulit dimengerti mau nya) tapi gitu-gitu Bu Sri deket sama
keluarga gue jadi kalau gue nakal di sekolah Bu Sri dapat dengan mudah
nyelonong ngomong dan curhat sama mama gue. Sebenernya sih Bu Srii itu baik dan
kadang lucu tapi kadang ada kalanya ia kembali menjadi manusia yang bisa marah
menurut mama gue sendiri Bu Sri itu baik tp juga “JAIM”. Bu Sri punya satu
orang anak yang dia amat sayang dan bangga’in namanya Marsha lebih terdengar seperti
film kartun khas anak kecil yang berjudul “Marsha and The Bear”, Marsha jadi
Marshanya dan Bu Sri jadi Bearnya ya begitu lah kata anak- anak kalau sedang
jengkel dengan perkataan atau perilaku dari si Bu Sri. Marsha si anak Bu Sri
itu punya sikap yang amat mirip seperti Bu Sri dari yang negatif dulu: Marsha
itu JAIM abiss sama seperti Bu Sri, Marsha itu sangat amat suka untuk membuat
citra atau image orang buruk sama seperti Bu Sri
Yang Positif: Marsha itu
Sebenernya Baik sama seperti Bu Sri hanya saja caranya salah, Marsha itu
sebenernya lucu sama sperti Bu Sri (Udah Bin... kebanyakan)
Gue juga belum ngenalin
yang namanya tadi gue sebutin yaitu Bu Septi. Bu Septi dulu adalah Wali Kelas
gue 7.1 tapi dia juga merupakan guru yang amat penting dalam dunia pendidikan
yaitu guru BK/BP dimana kerjaannya dia hanya bisa nyeramahin siswa-siswi yang
sebenernya cuma salah dikit tapi dibesar-besarkan layaknya si murid telah
memotong leher kepala sekolah menggunakan sapu lidi yang ditempa oleh Mpu
Tantular. Tapi Bu Septi sendiri merupakan guru yang sangat dekat dengan
keluarga gue karna dia juga orang batak jadi kalau ada acara adat kadaang
keluarga gue nimbrung ke mobilnya Bu Septi wkwkwkwk... anak dari Bu Septi sendiri bernama Sheila
lebih tua satu tahun dari gue tapi karna keluarga dia sama gue deket jadi gue
juga deket sama dia tapi si Sheila ini aneh banget dia kan anaknya guru BK tapi
nilainya pada saat ulangan lebih parah daripada wajah gue “hancur sudah tak
berbentuk” tapi dia juga mendapat warisan dari mamanya yaitu sifat alay dan
seru yang dia miliki. Secara fisik pun Sheila dan Bu Septi jauh berbeda si Sheila amat Cantik menurut
gua sayang dia alay kalau kagak udah gua pacarin. Si Bu Septi sebenernya juga
cantik tapi sayang giginya agak sedikit maju dari bibir “OFFSIDE” (Udah
Kebanyakan lagi Bin).
Kita lanjutin ceritanya:
Setelah Rapat pertama
tadi yang berakhir dengan kejengkelan di dalem hati gue pun melanjutkan
aktivitas layaknya tanpa rasa jengkel dan marah tetapi rasa itu masih melekat
di OSIS-OSIS yang lain tapi kalau gue udah biasa kan udah sering di ejek
hahahaa... nyantai kalau gue apalagi kan gue anaknya fun abiss jadi gue selalu
bisa menutupi rasa emosi dan jengkel gua bahkan di akhir saat akan pulang gue
masih bisa ketawa cekakak’an. Setelah pulang kami para OSIS pun masih harus
berkumpul di kandang kami karna besok adalah hari terakhir penderitaan kami.
Kami menghadapinya dengan tawwa dan bahkan rencananya besok juga kami akan
makan-makan di D’Cost.
Intinya “Ketika amarah
dan emosi menyatu dalam hati apa yang ada di dalam otak akan terpengaruhi
tetapi di saat otak dapat mempengaruhi amarah dan emosi semua akan berjalan
dengan baik”
Seperti biasa setelah
rapat OSIS gue, Kalvin, Dicky, Nando, dan Budi gak langsung pulang kadang kami
bermain bola terlebih dahulu entah bola apapun atau hanya sekedar duduk duduk
sambil minum es teh dan menggoda orang yang lagi puasa dan menggoda cewek yang
lagi merana hahahaha..... ditinggal cowoknya gitu kayak gue ditinggal cewek gue
(kok malah curhat). Biasa hobi gue kan galau dan meratapi kenyataan ini yang
begitu pahit bagi gue #AkuRapopo.
“Bin kamu hari ini
dimintain adik kelas berpa tanda tangan??” Seru Dicky
“Ah.. Bintang dimintain
tanda tangan tuh anak blom minta udah pingsan kali.....” Ujar Nando
“Ihh.. Lu gitu ndoo
banyak kali yang minta tanda tangan bisa-bisa hari ini udah 50 anak yang minta
ke gue” Teges gue sambil jawab ejekan Nando dengan muka “Sumpeh Loe”
“Hahaha... Bintang ngamok
lho Ndoo..” Seru Kalvin Dan Budi (Mereka barengan lho jangan-jangan
sehati,sejiwa, seraga)
“Hiii... Sapa yang marah
si cyinn.. aku kan gk bisa marah kalau sama lekong- lekong ganteng kayak
kalian” Jawab gue dengan ekspresi banci yang abiss nyemplung ke comberan
“Hahahaaha......” Ketawa
lega bareng-bareng
“He!!! Jok ketawa banter-banter kayak orang gila
nanti dikira anak Petra gila gila semua” Seru Si Mbak yang Jualan es
“Halah mbak gk ngurus aku
seng penting iku menikmati hidup dan masa muda” Jawab gue
“Ya tapi gak usah lebay kalii” Si Mbak ikutan alay
“Yang Penting kan kita
bayar disini ” Jawab Nando
“Kecuali Si Bintang Kecil”
Jawab Si Mbak
“Aku bukan ngutang Cuma
kasbon” Seru gue sambil ketawa
“1y4 s4m4 4j4 k4l1” Jawab
si Mbak dengan nada anak alay yang abis ngontel sepeda terus jauth tertimpa
sepeda
“Hahahahaaha” Tawa gue
sama anak anak.
Entah berapa kali kami
tertawa bersama-sama seakan tak terjadi pristiwa apapun hari ini dan serasa
kami punya Chemistry yang cukup baik atau bahkan amat baik jika hanya sebagai
sahabat mungkin kami dan semua OSIS Petra 4 tahun ini sudah bisa disebut
sebagai keluarga bahkan sangking eratnya kami sering mimpiiin kalau kita (OSIS)
jalan-jalan bareng terus makan-makan bareng sampe tidur juga bareng.
Kebersamaan itu amat gue nikmati dan rasakan....
Twitter: @BintangSamuel15 silahkan di blok.... kalau tidak kuat lambaikan tengan ke kamera (lu kira Dunia Lian)
Facebook: Samuel Bintang Robby Hasugian
Instagram: Samuelbintang3115
Bluetooth: *Bintang Prend*
Twitter: @BintangSamuel15 silahkan di blok.... kalau tidak kuat lambaikan tengan ke kamera (lu kira Dunia Lian)
Facebook: Samuel Bintang Robby Hasugian
Instagram: Samuelbintang3115
Bluetooth: *Bintang Prend*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar